Inti dari Jalan Arahat dan Jalan Bodhisattwa adalah sama, yaitu tidak menghadirkan sang aku/keterpisahan (anatta/sunyata). Inti keduanya–dan juga Jalan Pacceka Buddha–adalah Jalan Buddha. Buddhayana adalah Ekayana. Triyana intinya adalah Ekayana.
Buddha adalah sadar-penuh, terjaga, dan waspada. Manakala kesadar-penuhan, keterjagaan, dan kewaspadaan hadir, sang aku tidak hadir.
Berbagai aktivitas keagamaan (termasuk ritual) adalah untuk menumbuhkan terus keterjagaan, namun keterjagaan perlu berlanjut–sebisanya tanpa jeda–pada berbagai aktivitas biasa sehari-hari. Dengan kehadiran Buddha maka kotoran batin berupa nafsu-nafsu pemuasan keakuan akan dapat diatasi. Jangan lengah dan membiarkan pikiran keakuan muncul mengembara, baik karena terlalu sibuk maupun karena terlalu santai.