Mahabiksu Ben Qing

MAHABIKSU BENQING 本清老和尚 bersama dengan murid beliau, SRAMANERA TIZHENG 體正 yang kemudian menjadi YA MNS Ashin Jinarakkhita, pelopor kebangkitan kembali Agama Buddha di Indonesia.

MENGENANG Y.A. MAHABIKSU BENQING
本清老和尚

Y.A. Mahabiksu Benqing (Sanghanata Aryamula) lahir pada tahun 1878 di Desa Wu Chen Li, Kabupaten Pu Tian, Provinsi Fujian, Tiongkok. Sejak kecil, ia telah sayuranis dan mengenal ajaran Buddha dari kitab-kitab sejarah dan kesusasteraan.

Saat berusia 19 tahun, ia menjadi sramanera di Wihara Kong Hoa Sie (廣化禅寺 Guanghua Chan Si) sebagai murid Y.A. Acharya Tongzhan. Tahun berikutnya, beliau ditahbiskan sebagai biksu.
Wihara Kong Hoa Sie di Gunung Merak (凤凰山 Fenghuang Shan) adalah salah satu dari empat Sangharama ternama di Propinsi Fujian.

Tahun 1901, dalam usia 23 tahun, Y.A. Mahabiksu Benqing melakukan perjalanan Dharma ke Indonesia. Beliau menetap di Wihara Tay Kak Sie, Semarang, selama tiga tahun. Setelah itu beliau kembali ke negerinya.
 
Di Tiongkok, beliau ditawari untuk memimpin Wihara Kong Hoa Sie, namun beliau menolak.

Setahun kemudian beliau kembali ke Indonesia. Beliau menetap di Wihara Hiap Thian Kiong (協天宫), Bandung selama empat tahun.

Tahun 1907, kakak seperguruan beliau, Y.A. Biksu Benru tiba di Indonesia. Wihara Hiap Tian Kiong kemudian diserahkan kepada kakak seperguruan beliau, dan Y.A. Mahabiksu Benqing mengembara ke berbagai tempat di Sumatra dan di Jawa. Beliau antara lain sempat membina Wihara Kwan Ti Bio di Karawang, Jawa Barat. Setelah berhasil memperbaiki wihara dan membuat umat ramai kembali, beliau melanjutkan perjalanannya sebagai biksu pengembara.

Tahun 1926, Y.A. Mahabiksu Benqing yang sudah menjalani kebiksuannya selama dua puluh delapan tahun, tiba di Jakarta.

Awalnya ia menumpang di suatu kuti kecil di pekarangan Cetya Yi Lian Tang di daerah Petak Sinkian, Jakarta Barat. Setelah wiharawati yang berdiam di cetya itu pindah, tempat itu diserahkan kepada Y.A. Mahabiksu Benqing.

Cetya itu makin dikenal orang dan akhirnya pada tahun 1950, diresmikan menjadi Wihara Kong Hoa Sie cabang Indonesia.

Di Wihara Kong Hoa Sie inilah Y.A. Mahabiksu Benqing menorehkan sejarah, menjadi Guru Akar para monastik Sangha Agung Indonesia.

Di wihara inilah Beliau menahbiskan Anagarika Tee Boan An (戴满安) sebagai Sramanera Tizheng (體正). Selanjutnya Sramanera Tizheng kita kenal sebagai Y.A. MNS Ashin Jinarakkhita, pelopor kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia.

Tanggal 23 Mei 1962 menjelang jam 7 pagi, bertepatan dengan bulan keempat hari kedua puluh penanggalan Imlek (陰曆四月二十日), Y.A. Mahabiksu Benqing wafat dalam usia 84 tahun.

Setelah proses kremasi, tampak abu tulangnya putih bersih dan ditemukan sarira (relik) lima warna.
 
Sebagai guru akar bagi monastik Sangha Agung Indonesia, beliau kita kenang sebagai Sanghanata Aryamula.

Wihara Aryamularama (本清寺) di Gadog, Pacet, Cianjur adalah wihara yang dibangun dan didedikasikan untuk mengenang jasa kebajikan beliau.